PERILAKU
KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah kegiatan manusia hanya dalam lingkup yang
terbatas. Perilaku konsumen akan selalu berubah-ubah sesuai dengan pengaruh
sosial budaya yang semakin meluas, latar belakang sosial yang semakin
meningkat, sehingga berusaha mencari motivasi dalam diri konsumen.
Seperti yang dikutip oleh Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I
Ihalauw, menurut Schiffman dan Kanuk, perilaku konsumen didefinisikan sebagai
proses yang dilalui seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,
dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa
memenuhi kebutuhannya.
Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi
tentang bagai mana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok
ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi
pembelian suatu produk/jasa dan mengkonsumsinya.
Perilaku konsumen, dapat dilihat dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli
(purchasing)
2. Tahap Konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan
mengevaluasi (evaluating)
3. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh
konsumen setelah produk/ jasa itu digunakan atau dikonsumsi.
Segmentasi
Pasar
Segmentasi Pasar dan Kepuasan Konsumen Menurut Philip Kotler dalam
bukunya Principle of Marketing, kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang
mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Kepercayaan
konsumen merupakan hal yang ingin di dapat setiap perusahaan dari para
konsumennya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari
fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita
menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari
atribut yang bersifat tidak berwujud.
Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari
sebuah rumah makan yang mewah
Menurut Fandy Tjiptono (1997:35), metode yang digunakan untuk
mengukur kepuasan konsumen dapat dengan cara :
a. Pengukuran dapat
dilakukan secara langsung dengan pertanyaan
b. Responden diberi
pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu
dan seberapa besar yang dirasakan.
c. Responden diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi
berkaitan dengan penawaran dari perusahan dan juga diminta untuk menuliskan
masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan
dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan yang mereka sarankan
d. Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen dari
penawaran berdasarkan derajat pentingnya
setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahan dalam masing-masing elemen.
Segmentasi dan
Probabilitas
Segmentasi dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan
demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa
profitabilitas ini.
Hubungan antara kepuasan pelanggan dan profitabilitas sangatlah
erat. Studi yang menunjukkan hal ini, terutama sepanjang dekade 80-an dan awal
90-an sudah sangat banyak. Secara logikapun, pelaku bisnis juga dengan mudah
meyakini adanya hubungan antara dua hal ini.Kepuasan pelanggan pada dasarnya
adalah fungsi dari harapan dan persepsi terhadap kinerja suatu merek setelah
pelanggan menggunakan atau mendapatkan pelayanan. Di lain pihak, loyalitas adalah fungsi kepuasan
pelanggan.
Faktor lain yang terutama adalah switching barrier dan personal
loyalty. Jadi, pelanggan yang puas, tidaklah 100% akan loyal karena adanya
kedua faktor tersebut. Tetapi adalah masih benar bahwa pelanggan yang puas,
akan mempunyai kecenderungan untuk loyal terhadap merek tersebut. Dan dapat
dilihat juga dari tingkat efisiensi proses produksi, berdayakan orang-orang
yang berdedikasi melalui kepemimpinan, serta kompensasi yang sesuai.
1. Tingkatkan Efisiensi
Proses ProduksiProses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan.
Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya
biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan
prinsip-prinsip “Total Quality
Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak
perlu.
2. Berdayakan
Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin
tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat
kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa
organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi pula.
1.
Kompensasi Yang SesuaiManusia ingin
dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang
sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika
mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi
Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita
melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.
Penggunaan
segmentasi pasar dalam penetapan strategi pemasaran
Faktor penting lain yang harus diperhitungkan ketika mengembangkan
strategi pemasaran untuk konsumen adalah “segmentasi pasar”. Segmentasi pasar berarti membagi pelanggan
potensial perusahaan ke dalam berbagai segmen atau kelompok (misalnya,
berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, lokasi, dll) dan kemudian memfokuskan
strategi pemasaran pada satu atau lebih kelompok-kelompok. Bila menggunakan
segmentasi pasar, penting untuk menentukan apa faktor-faktor yang akan
dipertimbangkan. Faktor-faktor yang disebut variabel segmentasi. Variabel
segmentasi perlu berhubungan dengan kebutuhan, penggunaan, atau perilaku
terhadap produk atau jasa. Sebagai contoh, produsen gitar akustik akan paling
mungkin segmen pasar berdasarkan usia, yaitu, strategi pemasaran mereka akan
dirancang untuk menarik dan mempengaruhi remaja.
Sumber daya dan kemampuan perusahaan untuk menentukan jumlah dan
ukuran segmen pasar yang mereka dapat berharap untuk menarik dengan strategi
pemasaran mereka. Jenis produk dan layanan, serta variasi dalam kebutuhan
pelanggan mereka, akan memainkan peran dalam ukuran dan jumlah segmen pasar
yang ditargetkan. Memilih variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting
dalam penargetan pasar konsumen tertentu. Memilih variabel segmentasi yang
tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar konsumen tertentu.
Segmentasi pasar merupakan tindakan untuk mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk dan bauran
pemasaran yang tersendiri. Pada penelitian ini basis segmentasi yang digunakan
adalah gaya hidup yang dapat mempengaruhi bauran pemasaran dan preferensi
terhadap bauran pemasaran dari E-Commerce. Ini berarti basis segmentasi ini
dilihat dari perilaku mereka terhadap bauran pemasaran.
Dengan kesamaan karakteristik perilaku yang berpengaruh terhadap
bauran pemasaran ini diharapkan setiap segmen yang terbentuk dapat didekati
dengan penawaran yang tepat sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dari
masing-masing segmen
Dari kedelapan elemen bauran pemasaran yang digunakan terdapat 6
elemen yang signifikan dalam membedakan antar segmen, yaitu produk, promosi,
bukti fisik, komunitas, proses dan harga. Dua yang lain yaitu tempat dan
perubahan ternyata untuk tingkat kepercayaan 95% tidak dapat digunakan untuk
membedakan segmen. Ini berarti setiap segmen mempunyai preferensi bauran
pemasaran yang sama terhadap kedua elemen tersebut.
Analisis
demografi
Analisis demografi meliputi set metode yang memungkinkan kita untuk
mengukur dimensi dan dinamika populasi. Metode ini telah terutama dikembangkan
untuk mempelajari populasi manusia, tetapi diperluas ke berbagai bidang di mana
peneliti ingin tahu bagaimana populasi aktor sosial dapat mengubah seluruh
waktu melalui proses kelahiran, kematian, dan migrasi . Dalam konteks manusia
populasi biologi, analisis demografi menggunakan catatan administrasi untuk
mengembangkan independen perkiraan penduduk. demografi perkiraan analisis
sering dianggap sebagai standar yang dapat diandalkan untuk menilai keakuratan
sensus informasi yang dikumpulkan setiap saat. Dalam angkatan kerja , analisis
demografi digunakan untuk memperkirakan ukuran dan arus populasi pekerja, dalam
ekologi populasi fokusnya adalah pada kelahiran, kematian dan perpindahan
perusahaan dan institusi bentuk. Analisis demografi digunakan dalam berbagai
konteks. Misalnya, sering digunakan dalam rencana bisnis, untuk menggambarkan
penduduk terhubung ke lokasi geografis bisnis.
analisis demografi biasanya disingkat sebagai DA. Untuk 2010 US Sensus,
The Biro Sensus Amerika Serikat telah memperluas Kategori DA nya.Juga sebagai
bagian dari 2010 Sensus Amerika Serikat, DA sekarang juga meliputi analisis
perbandingan antara perkiraan perumahan independen, dan daftar alamat sensus
pada berbagai titik waktu kunci.
Pengertian
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan
pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan
tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang.
Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada.
Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan
proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan
kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis
kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan
kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang
baru.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan
sosial adalah usaha terencana yang
berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau
rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi
kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial
tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan
pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
1. Penelitian dan
rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang
dilakukan.
2. Orientasi nilai yang
dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut
berdasarkan nilai benar dan salah.
3. Pertimbangan politik
yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
Ketiga alternatif tindakan tersebut kemudian diterapkan untuk
menguji atau menelaah aspek-aspek kebijakan sosial yang meliputi:
1. Pernyataan masalah
sosial yang direspon atau ingin dipecahkan oleh kebijakan sosial.
2. Pernyataan mengenai cara
atau metoda dengan mana kebijakan sosial tersebut diimplementasikan atau
diterapkan.
3. Berbagai pertimbangan
mengenai konsekuensi-konsekuensi kebijakan atau akibat-akibat yang mungkin
timbul sebagai dampak diterapkannya suatu kebijakan sosial.
Secara sederhana, maka analisis kebijakan sosial dapat digambarkan
kedalam Tabel 1 berikut ini:
2. Proses Perumusan
Kebijakan Sosial
Proses perumusan kebijakan sosial dapat dikelompokkan dalam 3
tahap, yaitu: Tahap Identifikasi, tahap implementasi dan tahap evaluasi. Setiap
tahap terdiri dari beberapa tahapan yang saling terkait: Secara garis besar,
tahapan perumusan kebijakan dapat adalah sebagai berikut (Suharto, 1997):
a. Tahap Identifikasi
(1) Identifikasi Masalah
dan Kebutuhan: Tahap pertama dalam perumusan kebijakan sosial adalah
mengumpul-kan data mengenai permasalahan sosial yang dialami masyarakat dan
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi (unmet
needs).
(2) Analisis Masalah dan
Kebutuhan: Tahap berikutnya adalah mengolah, memilah dan memilih data mengenai
masalah dan kebutuhan masyarakat yang selanjutnya dianalisis dan
ditransformasikan ke dalam laporan yang terorganisasi. Informasi yang perlu
diketahui antara lain: apa penyebab masalah dan apa kebutuhan masyarakat?
Dampak apa yang mungkin timbul apabila masalah tidak dipecahkan dan kebutuhan
tidak dipenuhi? Siapa dan kelompok mana yang terkena masalah?
(3) Penginformasian
Rencana Kebijakan: Berdasarkan laporan hasil analisis disusunlah rencana
kebijakan. Rencana ini kemudian disampaikan kepada berbagai sub-sistem
masyarakat yang terkait dengan isu-isu kebijakan sosial untuk memperoleh
masukan dan tanggapan. Rencana ini dapat pula diajukan kepada lembaga-lembaga
perwakilan rakyat untuk dibahas dan disetujui.
(4) Perumusan Tujuan
Kebijakan: Setelah mendapat berbagai saran dari masyarakat dilakukanlah
berbagai diskusi dan pembahasan untuk memperoleh alternatif-alternatif
kebijakan. Beberapa alternatif kemudian dianalisis kembali dan dipertajam
menjadi tujuan-tujuan kebijakan.
(5) Pemilihan Model Kebijakan:
Pemilihan model kebijakan dilakukan terutama untuk menentukan pendekatan,
metoda dan strategi yang paling efektif dan efisien mencapai tujuan-tujuan
kebijakan. Pemilihan model ini juga dimaksudkan untuk memperoleh basis ilmiah
dan prinsip-prinsip kebijakan sosial yang logis, sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan.
(6) Penentuan Indikator
Sosial: Agar pencapaian tujuan dan pemilihan model kebijakan dapat terukur
secara objektif, maka perlu dirumuskan indikator-indikator sosial yang
berfungsi sebagai acuan, ukuran atau standar bagi rencana tindak dan
hasil-hasil yang akan dicapai.
(7) Membangun Dukungan
dan Legitimasi Publik: Tugas pada tahap ini adalah menginformasikan kembali
rencana kebijakan yang telah disempurnakan. Selanjutnya melibatkan berbagai
pihak yang relevan dengan kebijakan, melakukan lobi, negosiasi dan koalisi
dengan berbagai kelompok-kelompok masyarakat agar tercapai konsensus dan
kesepakatan mengenai kebijakan sosial yang akan diterapkan.
b. Tahap Implementasi
(8) Perumusan Kebijakan:
Rencana kebijakan yang sudah disepakati bersama dirumuskan kedalam strategi dan
pilihan tindakan beserta pedoman peraturan pelaksanaannya.
(9) Perancangan dan
Implementasi Program: Kegiatan utama pada tahap ini adalah mengoperasionalkan kebijakan
ke dalam usulan-usulan program (program proposals) atau proyek sosial untuk
dilaksanakan atau diterapkan kepada sasaran program.
c. Tahap Evaluasi
10. Evaluasi dan Tindak
Lanjut: Evaluasi dilakukan baik terhadap proses maupun hasil implementasi
kebijakan. Penilaian terhadap proses kebijakan difokuskan pada tahapan
perumusan kebijakan, terutama untuk melihat keterpaduan antar tahapan, serta
sejauhmana program dan pelayanan sosial mengikuti garis kebijakan yang telah
ditetapkan. Penilaian terhadap hasil dilakukan untuk melihat pengaruh atau
dampak kebijakan, sejauh mana kebijakan mampu mengurangi atau mengatasi
masalah. Berdasarkan evaluasi ini, dirumuskanlah kelebihan dan kekurangan
kebijakan yang akan dijadikan masukan bagi penyempurnaan kebijakan berikutnya
atau permusan kebijakan baru.
Perubahan
Struktur Pasar Konsumen
a. Pasar Persaingan
Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen
sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan
jumlah konsumen yang banyak. Contohnya adalah seperti beras, gandum, batubara,
kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand
and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
b. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau
penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk
tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contohnya
adalah makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah
harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar
c. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang
didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh
industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri
mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
d. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya
terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows,
perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain
sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh
perusahaan monopoli
SUMBER:
1. http://alvinadityalaksono.wordpress.com/2013/04/16/perilaku-konsumen/
NAMA : Dyah Ayu Pujaningrum
KELAS : 3EA22
NPM : 12212331
Tidak ada komentar:
Posting Komentar