PERBEDAAN ANTARA KARANGAN ILMIAH, NON
ILMIAH, DAN SEMI ILMIAH.
1.
Karangan Ilmiah
Karya tulis terdiri dari dua kata yaitu karya
dan tulis. Karya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pekerjaan,
hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan). Sedangkan kata
Tulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah huruf atau angka yang
dibuat dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya), bersurat (yang sudah
disetujui), yang ada tulisannya.
Dari pegertian KBBI dapat kami simpulkan bahwa
karya tulis merupakan hasil karangan dalam bentuk tulisan atau karangan yang
mengetengahkan hasil pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu
yang disusun secara sistematis. Karya tulis juga dapat dikatakan tulisan yang
membahas masalah tertentu berdasarkan pengamatan secara sistematis dan terarah.
Ada yang mengatakan karya tulis itu sebagai gagasan seseorang yang dituangkan
dalam bentuk tulisan (Suherli, 2010:2). Dari berbagai pengertian yang ada pada
dasarnya mempunyai arti yang sama namun dapat disimpulkan bahwa karya tulis
merupakan hasil karya seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Ciri Karya Ilmiah :
Tidak semua karya yang ditulis secara
sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab
karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
1)
Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap
fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak
dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan
bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat
mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2)
Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap
pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik
kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan
yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3)
Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah
dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya
pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian,
pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4)
Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola
nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud
menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;
sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu
teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5)
Menyajikan fakta
(bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan
dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu,
pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang
berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti
orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar)
hendaknya dihindarkan.
6)
Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak
berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat
menuju sasaran).
Contoh karya tulis ilmiah:
Contoh karya tulis dapat diambil dari
jenis-jenis karya tulis, yang pertama untuk karya tulis ilmiah contohnya
seperti :
1)
Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah untuk
memenuhi persyaratan mengakhiri studi S-1 dan mencapai gelar sarjana.
2)
Tesis
Tesis adalah tulisan ilmiah yang disusun
untuk memenuhi persyaratan menempuh ujian S-2 dan mencapai gelar magister.
3)
Disertasi
Disertasi adalah tulisan ilmiah yang
disusun untuk mencapai derajat akademis doktor (S-3).
4)
Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang
pembahasanya berdasarka data di lapangan yang bersifat
empiris-objektif.biasanya disusun guna memenuhi tugas-tugas mata kuliah.
5)
Proposal penelitian
Proposal penelitain merupakan karya
ilmiah yang dibuat sebelum menyusun skripsi, tesis, atau disertasi.
Contoh karya tulis ilmiah:
ABSTRAKSI
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan ( DISPERINDAG ) Kota Semarang. Faktor – faktor tersebut yaitu
motivasi kerja dan lingkungan kerja. Karyawan yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi akan memberikan dampak positif bagi organisasi, sehingga tujuan
organisasi tercapai. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menyebar kuesioner
sebanyak 74 karyawan DISPERINDAG Kota Semarang. Analisis yang digunakan yaitu
uji validitas, uji reliabilitas, dan uji hipotesis, dengan bantuan komputer
program SPSS versi 13 menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan
hasil perhitungan data dan analisis yang digunakan, diperoleh persamaan regresi
yaitu: Y = 0,439 X1 + 0,260 X2 Dengan menggunakan metode analisis regresi
berganda, dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja ( X1 ) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan.
Dengan
nilai thitung sebesar 4,003 ( lebih besar dari ttabel 1,663 ) dan nilai
signifikan sebesar 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian berarti bahwa
hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap
kinerja karyawan dapat diterima ( Hipotesis 1 diterima ). Terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara variabel Lingkungan kerja ( X2 ) terhadap kinerja
karyawan. Dengan nilai thitung sebesar 2,368 ( lebih besar dari ttabel 0,021 ) dan nilai siginifikan sebesar
0,05 ( lebih kecil dari 0,05 ). Secara
simultan motivsi kerja dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan dengan nilai fhitung 21,726 ( lebih besar dari 0.05
), maka diperoleh nilai signifikansi 0,000. Dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja dan lingkungan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
DISPERINDAG Kota Semarang.
2.
Karangan Semi Ilmiah
Semi ilmiah adalah sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun dengan bahasa
konkret, gaya bahasa formal, dan didukung dengan fakta umum yang dapat
dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan
fiksi dalam suatu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak
sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di
masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah
karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya berada diantara ilmiah.
Ciri-ciri karangan Semi Ilmiah antara lain:
1)
Ditulis berdasarkan
fakta pribadi
2)
Fakta yang
disimpulkan subyektif
3)
Gaya bahasa formal
dan popular
4)
Mementingkan diri
penulis
5)
Melebihkan-lebihkan
sesuatu
6)
Usulan-usulan
bersifat argumentatif, dan
7)
Bersifat persuasif.
Contoh karangan semi ilmiah :
BAHAYA NARKOBA BAGI
REMAJA
NARKOBA atau NAPZA
adalah bahan / zat yang
dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan
dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang
termasuk dalam NAPZA, yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA
bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita
bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini
sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan
tersebut. Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah
sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan terhadap NAPZA.
Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997,
Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
3.Karangan
Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya
menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu
formal) dan satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang
berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak
boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik,
klimaks, setting dsb.
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
1)
Ditulis berdasarkan
fakta pribadi.
2)
Fakta yang
disimpulkan subyektif.
3)
Gaya bahasa
konotatif dan populer.
4)
Tidak memuat
hipotesis.
5)
Penyajian dibarengi
dengan sejarah.
6)
Bersifat imajinatif.
7)
Situasi
didramatisir.
8)
Bersifat persuasif.
9)
Tanpa dukungan
bukti.
Contoh karya non-ilmiah:
Ayo Jangan Malas Cuci Tangan
Menjaga kesehatan tubuh bisa dimulai dari
hal-hal yang paling sderhana. Mencuci tangan misalnya. Mulai sekarang jadikan
cuci tangan sebagai bagian dari gaya hidup Anda.
Tangan adalah organ tubuh yang paling vital
untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Dari tangan inilah akan tercipta
karya-karya indah. Namun, dari tangan jugalah berbagai penyakit bisa menular.
Tanpa disadari aktivitas sehari-hari membuat
tangan selalu bersentuhan dengan benda-benda, mulai pulpen, keyboard computer,
gagang pintu dan benda-benda lain. Semenara itu, kita tidak pernah tahu, apakah
benda-benda yang kita pegang tersebut bebas kuman dan virus?
Nah, untuk mencegah bakteri atau virus
berpindah ke dalam tubuh, ada baiknya lakukan cui tangan, khususnya sebelum dan
sesudah makan. Ditengah maraknya berbagai virus baru belakangan ini, cuci angan
menjadi salah satu senjata dasar untuk mengatasinya.
Manfaat cuci tangan untuk kesehatan memang
sudah diakui. Namun, masih banyak orang yang enggan melakukannya. Padahal,
seiring aktivitas yang Anda lakukan, tangan pun akan dipenuhi kuman, bakteri,
dan virus yang sudah siap memasuki tubuh Anda.
Tak harus masuk melalui mulut, tapi bisa
melalui mata atau hidung. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak
tangan ke tangan, termasuk demam biasa (common cold), flu dan beberapa kelainan system pencernaan seperti diare.
Cuci tangan juga diwajibkan sebelum dan sesudah
menyiapkan makanan, terutama sebelum dan secepatnya setelah memegang daging
mentah, ayam atau ikan. Mencuci tangan juga menjadi sangat penting sebelum
makan, setelah menyentuh hidung, setelah batuk
atau bersin ke tangan, sebelum atau setelah menangani luka atau sayatan,
sebelum atau sesudah menyentuh orang sakit atau terluka.
Dan yang tidak kalah penting adalah setelah
menangani sampah. Mencuci tangan dapat mencegah sakit pada anak. Utuk itu,
biasakan cuci tangan pada anak sejak dini. Untuk membiasakan anak mencuci
tangan, berikan contoh. Cucilah tangan bersama anak.
4.Perbedaan
Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah:
Istilah karya ilmiah dan non ilmiah merupakan
istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis.
Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya
fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang
sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi
dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat
dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan
suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya
kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis
dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau
cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui
proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah,
semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam
karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang
tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber,
novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan
cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun
kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan
untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
5.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah
“Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan
ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan
oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan
tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda
menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam
bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan
(EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat,
kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya,
aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular,
menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur
bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan
karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main
body), dan bagian akhir karangan (reference matter).
Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam
karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti
menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan
istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan
menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.
DAFTAR PUSTAKA:
http://puputri-rumahtugas.blogspot.com/2013/10/karya-tulis-ilmiah-semi-ilmiah-non.html