Rabu, 01 April 2015

Definisi Penalaran



Definisi Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Istilah Penalaran
Istilah penalaran atau reasoning dijelaskan oleh Copi (1978) sebagai berikut:“Reasoning is a special kind of thinking in which inference takes place, in which conclusions are drawn from premises ” (h.5). Dengan demikian jelaslah bahwa penalaran merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar yang disebutpremis. Istilah lain yang sangat erat dengan istilah penalaran adalah argument. Giere (1984) menyatakan: “An argument is a set of statements divided into two parts, the premises and the intended conclusion” (h.32). Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pernyataan yang menjadi dasar penarikan suatu kesimpulan inilah yang disebut dengan premis atau antesedens. Sedang hasilnya, suatu pernyataan baru yang merupakan kesimpulan disebut dengan konklusi atau konsekuens. Dari dua definisi tadi akan jelaslah bahwa ada kesamaan antara penalaran dan argumen. Beda kedua istilah itu menurut Soekardijo (1988) adalah, kalau pe nalaran itu aktivitas pikiran yang abstrak maka argumen ialah lambangnya yang berbentuk bahasa atau bentuk-bentuk lambang lainnya .

Proporsi
Proporsi Penalaran Proporsi adalah suatu kalimat (sentence) yang memiliki kebenaran (truth value) benar(true) dengan kondisi notasi T atau dalam sirkuit digital disimbolkan dengan 1, atau nilai kebenaran salah (false) dengan notasi F atau 0 tetapi tidak kedua-duanya. Nama lain proporsi : kalimat deklaratifProporsi adalah pernyataan-pernyataan yang bias diketahuisecara teknis nilainya (bena atau salah). Kalimat perintah, kalimat tanya tidak termasuk ke dalam proporsi. Juga, suatu proporsi tidak bias digantikan dengan proporsi lain, walaupun artinya sama. Contohnya :“Gajah lebih besar daripada kucing.”Ini suatu pernyataan ? yesIni suatu proporsi ? yesApa ini suatu kebenaran dari proporsi ini ? TrueInferensi dan ImplikasiMetode inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari  jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada.Contoh metode inferensi :Pada suatu hari, Anda hendak pergi kuliah dan baru sadar bahwa Anda tidak memakai kacamata. Setelah diingat-ingat, ada beberapa fakta yang Anda yakini benar :
-          Jika kacamataku ada di meja dapur, aku pasti sudah melihatnya ketika mengambil makanan kecil.
-          Aku membaca buku pemrograman di ruang tamu atau aku membacanya di dapur.
-          Jika aku membaca buku pemrograman di ruang tamu, maka pastilah kacamat kuletakkan di meja tamu.
-          Aku tidak melihat kacamataku ketika aku mengambil makanan kecil.
-          Jika aku membaca majalah di ranjang, maka kacamataku kuletakkan di meja samping ranjang.
-          Jika aku membaca buku pemrograman di dapur, maka kacamata ada di meja dapur.
-          Berdasar fakta tentukan di mana letak kacamata ?
Jawab :
Pernyataan dengan symbol-simbol logika :
-          p : kacamata ada di meja dapur
-          q : aku melihat kacamataku ketika mengambil makanan kecil
-          r : aku membaca buku pemrograman di ruang tamu
-          s : aku membaca buku pemrograman di dapur
-          t : kacamata kuletakkan di meja tamu
-          u : aku membaca majalah di ranjang
-          v : kacamata kuletakkan di meja samping ranjang

Jenis-Jenis Proposisi 
Kalimat Proporsi Tunggal yaitu proporsi yang hanya memiliki atau terdiri dari satu Subjek dan satu Predikat.
Contoh :
-  seorang siswa harus rajin membaca.
Ana adalah seorang siswa.
Ana harus rajin membaca.

- Mahasiswa harus menjaga kebersihan.
Tono adalah seorang mahsiswa.
Tono harus menjaga kebersihan.

Proporsi majemuk yaitu proporsi yang terdiri dari satu Subjek dan terdapat lebih dari satu Predikat.
Contoh:
- Semua murid harus rajin dan giat.
- Semua kelas harus bersih dan nyaman.

dari sifatnya proporsi terbagi menjadi :
Proporsi Kategorial yaitu proporsi dimana hubungan Subjek dan Predikat tiadak membutuhkan syarat apapun.
- Semua Kelinci berkaki empat

- Semua Becak beroda tiga.

Proporsi Kondisional yaitu proporsi dimana Subjek dan Predikat memerlukan syarat tertentu.dalam proporsi ini haruslah terdapat sebab dan akibat.
Contoh :
- Jika tidak rajin membaca,maka saya akan menjadi bodoh.
- Jika tidak sarapan, saya akan lapar.

Proporsi Kualitatif terbagi menjadi :
Proporsi Positif yaitu proposisi yang Subjek dan Predikatnya terdapat penyesuaian atau proposisi yang memiliki Predikat yang membetulkan Sujek.
Contoh :
- Semua anak SMP adalah lulusan SD.
- Semua manusia adalah makhluk hidup.

Proposisi Negatif yaitu proposisi dimana Subjek dan Predikatnya tidak memiliki hubungan atau Predikatnya tidak membetulkan Subjek.
Contoh:
- Semua tumbuhan bukanlah manusia.
- Semua kucing bukanlah ikan.

Proposisi Kuantitas terdiri dari :
Proposisi Universal yaitu proposisi yang Predikatnya membenarkan semua Subjek.
Contoh :
- Semua mobil memiliki roda.
- Semua makhluk hidup memerlukan air.

Proposisi Khusus yaitu proposisi yang Predikatnya tidak membenarkan semua Subjek.
Contoh :
- Tidak semua daun berwarna hijau.
- Tidak semua bunga berwarna merah.

Term
Term dalam proposisi logika adalah penunjukan luas cangkupan atau sebaran term dari suatu subjek atau predikat dalam suatu proposisi. Term yang berdisrtibusi ialah term yang meliputi keseluruhan ekstensi term tersebut. Term yang tidak berdistribusi ialah term yang tidak meliputi keseluruhan ekstensi.
1. Proposisi A, term subjek berdistribusi, dan term predikat tidak berdistribusi.
Contoh : semua burung adalah hewan
- Semua burung : subjek berdistribusi karena mencakup seluruh jenis burung
- Hewan : predikat tidak berdisrtibusi kerena tidak semua hewan adalah burung
2. Proposisi E, term subjek berdistribusi, dan term predikat berdistribusi.
Contoh : semua presiden bikanlah kaisar
- Semua presiden : subjek berdistribusi karena meliputi seluruh presiden
- Kaisar : predikat berdistribusi karena menunjukkan semua kaisar, proposisi negative predikat tidak membatasi dan dibatasi oleh subjek
3. Proposisi I, term subjek tidak berdistribusi, dan term predikat tidak perdistribusi
Contoh : sebagian manusia adalah pemarah
- Sebagian manusia : subjek tidak berdistribusi karena tidak meliputi seluruh manusia
- Pemarah : predikat tidak berdistribusi karena pemarah hanya meliputi sebagian manusia dan tidak semuanya.
4. Proposisi O, term subjek tidak berdistribusi, dan term predikat berdistribusi
Contoh : sebagian manusia tidaklah cerdik
- Sebagian manusia : subjek tidak berdistribusi karena tidak meliputi seluruh manusia
- Cerdik : predikat berdistribusi karena meliputi semua ekstensi dari yang cerdik dan ia tidak membatasi dan dibatasi term subjek.

Kopula
Dalam kalimat bahasa Indonesia selaku bahasa yang tidak berflaksi, kopula tidak dibutuhkan. Namun, dalam proposisi logika, kopula merupakan keharusan, oleh karena itu, dalam proposisi-proposisi logika yang berbahasa berbahasa Indonesia, kopula tetap digunakan. Kata-kata yang dapat digunakan sebagai kopula dalam bahasa Indonesia ailah adalah, ialah, itu dan lain sebagainya.

Konklusi
Konklusi atau inferensi ialah proses mendapatkan suatu proposisi yang ditarik dari satu atau lebih proposisi, sedangkan proposisi yang diperoleh harus dibenarkan oleh proposisi (proposisi) tempat menariknya. Proposisi yang diperoleh itu disebut konklusi.
Penarikan konklusi ini dilakukan denga dua cara yaitu induktif dan deduktif. Pada induktif, konklusi harus lebih umum dari premis (premisnya), sedangkan pada deduktif, konklusi tidak mungkin lebih umum sifatnya dari premis (premisnya). Atau dengan pengertian yang popular, penarikan konklusi yang induktif merupakan hasil berfikir dari soal-soal yang khusus membawanya kepada kesimpulan-kesimpulan yang umum. Sebaliknya, penarikan konklusi yang deduktif yaitu hasil proses berfikir dari soal-soal yang umum kepada kesimpulan-kesimpulan yang khusus.
Penarikan suatu konklusi deduktif dapat dilakukan denga dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penarikan konklusi secara langsung dilakukan jika premisnya hanya satu buah. Konklusi langsung ini sifatnya menerangkan arti proposisi itu. Karena sifatnya deduktif, konklusi yang dihasilkannya tidak dapat lebih umum sifatnya dari premisnya. Penarikan konklusi secara tidak langsung terjadi jika proposisi atau premisnya lebih dari satu. Jika konklusi itu ditarik dari dua proposisi yang diletakan sekaligus, maka bentuknya disebut silogisme (silogisme ini akan dibahas pada bab khusus).

Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada,semua kesaksian,semua informasi atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran , fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh di cmpur-campurkn dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan, dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi . Yang dimaksud data atau informasi adalah bahan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu

Sumber :

Dyah Ayu Pujaningrum
12212331
3EA22